TROTOAR.ID, MAKASSAR – Aksi solidaritas ditunjukkan beberapa kelompok mahasiswa di Sulawesi Selatan, dimana mereka menyikapi lemahnya penegakan hukum yang ada di Indonesia.
Hal itu disampaikan, Ketua Umum Mapera Nusantara, fhyan Angkat bicara tentang lemahnya sikap Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam menegakkan hukum yang ada.
Menurutnya, tindakan refentif yang dilakukan oleh oknum kepolisian Bima terhadap warga yang berunjukrasa di Kecamatan Sape, Wera Kabupaten Bima dianggap telah mencederai Hak Asasi Manusia.
Baca Juga :
Pasalnya, Kapolres Bima dianggap telah lalai dalam mengawal anggotanya, sehingga mengakibatkan 5 warga bima terpaksa dilarikan ke Ruamah Sakit akibat luka tembakan oleh aparat dan termasuk di dalamnya anak kecil.
“Kapolda NTB harus sesegara mungkin mengambil sikap, dimana telah ada laporan, namun sampai saat ini kami belum mendengar kelanjutan terkait kasus kebiadaban oknum kepolian tersebut,”ujarnya lewat rilisnya. Kamis, 14/3/2019.
Lanjutnya ia menegaskan jika hal ini bukan lagi kejadian yang biasa-biasa saja, akan tetapi berkaitan dengan nyawa manusia.
Dan apa bila masih belum menuai kejelasan, Mapera Nusantara akan melakukan aksi jilid III di depan kantor Polda Sulsel sebagai titik koordinasi agar abes Polri dalam hal ini mengevaluasi kinerja Kapolda NTB yang masih saja tidak bereaksi akan tindakan represif pada 15 februari 2019 lalu.
“Kami dari Mahasiswa Peduli Rakyat (MAPERA) Nusantara sudah lakukan dua kali aksi di bawah jembatan fleover makassar dalam menuntut pencopotan kapolres Bima dan puluhan aksi telah kami lakukan diseluruh penjuru provinsi akan kecaman tersebut,”tegasnya.
Komentar