TROTOAR.ID, MAKASSAR — Meski dunia perfilman bukan lagi menjadi sarana hiburan semata, budaya lokal menjadi salah satu daya tarik, yang bisa tonjolkan dalam sebuah latar belakang cerita film.
RedMoon Intertaiment sebuah rumah produksi asal kota Daeng ini, merilis sebuah film pendek bergenre drama romantis berjudul “Benang Merah”
Indra J Mae penulis naskah sekaligus Sutradara Film ini mengangkat unsur budaya dalam format milenial dan mengajak orang untuk memahami sebuah ruang besar sosial yang cenderung memisahkan tradisi lokal dan perilaku modern. Ceritanya menelusuri fenomena tradisi lokal yang sudah mengalami degradasi dan seolah sulit diimplementasikan dalam kehidupan sosial generasi muda saat ini
Baca Juga :
Rencana nya film “Benang Merah” yang berdurasi 60 menit ini akan di ikutkan pada beberapa festival seperti Berlin Short Film Fest di Jerman, Flickerfest di Australia dan festival film internasional, Balinale di Bali
Film “Benang Merah” di mainkan sejumlah pemain film lokal asal Jeneponto Sulawesi Selatan, seperti
S.N Wahyudi , Ana Lisa Moita, Sese Lawing, Novita Wulandari Hasbullah, Rendhy D’Emba, Andika Pradana, Andi Eghy Damas, Imran jaya, Sri dewi lasmaya, Resky Rusak, Herman kumis dan Dela.
Cerita film Benang Merah dikemas dalam cerita remaja yang sederhana. Kisah cinta, konflik, problem keluarga, pesan edukasi sosial menyatu dalam materi ceritanya.
Film ini juga menggambarkan realita edukasi khususnya sarana pendidikan bagi anak-anak kurang mampu belum maksimal.
(upiknyonk/pojoksulsel)
Komentar