TROTOAR.ID — Penahanan mantan Danjen Kopasus, Mayjen TNI Purn Soenarko atas tuduhan kepemilikan senjata api terus menuai sorotan keras dari sejumlah purnawirawan TNI
Bahkanantan sekretaris Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Letnan Jenderal (purn) TNI Yayat Sudrajat, mengaku geram saat dirinya mengetahui purnawirawan dua bintang tersebut di tangkap Polisi.
Yayat mengaku dirinya tidak percaya jika Soenarko akan berbuat diluar akal sehat, dan melawan konstitusi, mengingat Soenarko merupakan prajurit TNI yang telah berjuang buat bangsa dan negara.
Dia mengaku dirinya sebagai mantan prajurit Kopassus, mengenal dekat kepribadian Soenarkosemenjak dirinya sama-sama bertugas dikesankan Kopasus
“Saya taruhannya, kalau benar Pak Soenarko berbuat seperti itu, boleh potong leher saya. Jadi ini menyangkut harga diri Kopassus, sebenarnya.” ungkapnya dikutip viva.co.id
Dia mengaku, apa yang dituduhkan ke Soenarko dianggapnya sebagai hal tidak masuk akal, sebab TNI, katanya, disumpah untuk siap mati demi membela negara, lalu tiba-tiba dituduh menyelundupkan senjata hanya satu.
“Saya tidak pernah lihat selama tugas Pak Soenarko itu berbuat aneh-aneh. Dia selalu berada di dalam koridor yang dilakukan TNI,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta.
“Masa seorang Kopassus mau memberontak, yang lucunya kok hanya menyelundupkan senjata hanya satu. Yang benar saja. Itu senjata busuk yang dimodifikasi,” Tambahnya
sebelumnya Johannes Surya Prabowo juga angkat bicara soal penangkapan Soenarko oleh pihak kepolisian, dirinya tidak terima dengan perlakuan yang diberikan kepada Soenarko yang dituduh makar
Purnaquranan jendral bintang tiga tersebut mengaku tidak menerima tuduhan makar yang dialamatkan kepada Soenarko
“Jangan hina kami para purnawirawan dengan makar. Kami punya apa? Saat ini persis menjelang 1965. Para ulama ditangkapi, dibunuh, dan muncul Dewan Jenderal yang ujungnya para jenderal Angkatan Darat dibunuh dan dibuang di lubang buaya,” ujar Suryo Prabowo dalam konferensi pers yang digelar Advokat Senopati-08 di Hotel Century, Senayan, Jakarta.
Dirjnya juga berharap agar media tifak dengan mudah mengutip pernyataan orang soal makar,
“Saya sakit hati dengan pemberitaan soal penangkapan Pak Sunarko,” tegasnya seperti dilansir dari RMOL.id.
Menurut Mantan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI, menganggap jika tidak ada jenderal yang pengalaman dimedan pertempurnya menyamai Soenarko. Sekalipun itu Menkopolhukam, Wiranto.
“Mungkin kakinya (Menkopolhukam) belum pernah berlumpur,” cetusnya.
“Boleh Pak Narko dibilang bersalah tetapi jangan dibilang makar. Jangan mudah menggunakan kata makar. Jangan sekali sekali,” Tegasnya
Menurutnya, pemberitaan yang menyudutkan Soenarko dianggap tidak hanya menyakiti hati keluarga bersangkutan, tapi juga korps baret merah.
“Kalian keji! Supaya anda tahu, Soenarko punya anak tiga, belum sekali pun ia tunggui kelahirannya,” kata Suryo Prabowo.
Soenarko terus bergelut membela negara hingga tak punya waktu untuk keluarganya sendiri.
“Saya kira dengan Menkopolhukam pun lebih banyak jam terbangnya Soenarko berjuang membela negara di medan tempur,” katanya lagi.
Bukan cuma itu, mantan Kepala Badan Intelijen ABRI (BIA), Mayjen TNI (Purn) Zacky Anwar Makarim menilai jika senjata yang menjerat Soenarko merupakan senjata “rongsok” dan sisa-sisa perang saudara di Aceh
Mayjen TNI (Purn) Zacky Anwar Makarim, juga mengungkapkan jika Soenarko merupakan prajurit patriot dan banyak memperoleh penghargaan, temasuk pujian dari dunia internasional.
Seperti dalam menjalankan misi rekonstruksi Aceh pasca bencana Tsunami, di mana Indonesia di puji berkali-kali oleh dunia internasional.
“Perlu diingat pak Soenarko telah berjasa pada bangsa dan negara, tidak mungkinkah dia mau begitu, dan senjata itukan senjata ronsokan, ” Jelasnya
Komentar