Trotoar.id, Makassar – Penjabat Gubernur Sulsel Bachtiar Baharuddin, memimpin Musrenbang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2025
Dengan mengangkat tema “Konsolidasi Transformasi Menuju Sulawesi Selatan yang Mandiri, Maju, dan Berkelanjutan dalam Ekosistem Ekonomi Hijau dan Biru,”.
Musrembang yang juga di hadiri Forkopimda, Bupati, dan Walikota Se Sulsel, bersama stakeholder terkait serta perwakilan Kementerian Dalam Negeri dan Bappenas RI.
Baca Juga :
Diharapkan Musrembang dapat menghasilkan diskusi yang produktif untuk menciptakan solusi terhadap berbagai tantangan pembangunan di Provinsi Sulsel.
Bahtiar menyampaikan target Indikator Makro 2025, termasuk pertumbuhan ekonomi di Sulsel aebesat 5,67-6,82 persen, tingkat kemiskinan 8,20 persen, tingkat pengangguran terbuka 4,03 persen, Ratio Gini 0,356 poin, Indeks Pembangunan Manusia 74,49 poin, dan PDRB Perkapita ADHB Rp74,55 juta.
“Momentum ini sangat penting, karena merupakan tahap akhir dalam penyusunan perencanaan pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan untuk satu tahun ke depan, bahkan hingga 20 tahun ke depan,” ujarnya.
Bahtiar menekankan pentingnya menyusun perencanaan yang akurat, tidak sekadar menyalin dokumen dari tahun sebelumnya atau meniru dari daerah lain.
Setiap perencanaan harus disesuaikan dengan kondisi objektif dan karakteristik Sulsel.
“Pembangunan di Sulsel mengintegrasikan alam, manusia, dan nilai-nilainya sebagai satu kesatuan untuk mempercepat kemajuan”
“Kami fokus pada mengurangi ketimpangan antara Pantai Barat dan Pantai Timur serta mendistribusikan pembangunan lebih merata di seluruh daerah, tidak hanya terpusat di Makassar,” tambahnya.
Dalam rentang tahun 2025 hingga 2045, Bahtiar menekankan pentingnya memberi prioritas pada pembangunan kewilayahan dan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru yang sesuai dengan potensi daerah, seperti pertanian, perikanan, kelautan, dan peternakan.
“Sulawesi Selatan bertekad menjadi bagian dari Indonesia Emas 2045 dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 7 persen. Untuk mencapai tujuan ini, kerjasama dan sinergi antara provinsi, kabupaten, dan kota sangatlah penting,” tegasnya.
Ketua DPRD Sulsel, Andi Ina Kartika, menyampaikan berbagai aspirasi masyarakat yang terdokumentasi dalam laporan reses, dengan total 1.420 usulan.
“Kami berharap agar rencana pembangunan daerah difokuskan pada prioritas dan sasaran yang jelas,” ungkapnya.
Sementara itu, perwakilan Bappenas, Trisakti Wahyuni, menyoroti tiga hal penting: tantangan global dan nasional yang mempengaruhi rencana di tahun 2025, perencanaan jangka panjang 2025-2045, dan penyesuaian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2025-2029 dengan visi dan misi Presiden serta Rencana Kerja Pemerintah.
Sulsel, sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Wilayah Timur Indonesia, terus berupaya memperbaiki kinerjanya. Capaian ekonomi Sulsel pada tahun 2023 mencapai 4,51 persen, dengan sektor pertanian, perdagangan, industri, dan konstruksi sebagai pendorong utama.
“Inflasi di Sulsel terjaga dengan baik pada angka 2,75 persen, lebih rendah dari capaian nasional. Namun, kita masih perlu menangani ketimpangan pendapatan, ketenagakerjaan, dan stunting,” jelasnya.
Sulsel berkomitmen untuk melakukan transformasi menuju pembangunan yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan berbasis sumber daya alam, dengan tujuan menjadikan Sulsel mandiri dan maju dalam lingkungan yang lestari.
Komentar