Trotoar.id, Solo – Dies Natalis ke-60 Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta yang jatuh pada 15 Juli 2024, dirayakan dengan Rapat Senat Terbuka di Pendopo Mangkunegaran ISI Solo.
Acara tersebut mengundang berbagai pihak, termasuk Pejabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. Zudan Arif Fakrulloh, yang diwakili oleh Kepala Badan Penghubung Daerah, Rais Rahman.
Rektor ISI Surakarta, Dr. I Nyoman Sukerna, S.Kar, M.Hum, dalam kesempatan tersebut mengapresiasi dukungan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terhadap percepatan pendirian Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Sulawesi Selatan di Takalar.
Pendirian ISBI Sulsel telah dirintis sejak 2012 melalui Program Studi di Luar Domisili Institut Seni Indonesia Surakarta yang menjadi embrio ISBI Sulawesi Selatan.
“Proses penerbitan Keputusan Presiden (Kepres) pendirian ISBI Sulsel tinggal menunggu penandatanganan dari Presiden, setelah persetujuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB).
Minggu lalu, kami bertemu langsung dengan Staf Ahli Presiden Bidang Kebudayaan, sehingga kami optimistis ISBI Sulsel akan resmi berdiri pada akhir tahun 2024,” ujar Rektor ISI Solo.
Masyarakat Sulawesi Selatan telah lama menantikan kehadiran ISBI Sulsel, yang diharapkan dapat melestarikan dan mengembangkan warisan seni dan budaya yang kaya di daerah tersebut.
Dalam acara tersebut, Kepala Badan Penghubung Daerah Sulsel, Rais Rahman, menyampaikan ucapan selamat atas Dies Natalis ke-60 ISI Surakarta dan berharap rencana pendirian ISBI Sulsel dapat terealisasi tahun ini.
“Atas nama Pemerintah Sulawesi Selatan, kami mendukung penuh dan siap bekerja sama dalam percepatan proses pendirian ISBI Sulawesi Selatan pada tahun 2024 ini,” kata Rais Rahman.
Dies Natalis ke-60 ISI Surakarta juga diramaikan dengan pengukuhan empat orang empu di bidang musik, tari, keris, dan lukis, serta enam doktor baru di civitas akademika ISI Surakarta.
Selain itu, penghargaan diberikan kepada para mitra, dan Orasi Ilmiah disampaikan oleh Prof. Sumarsan, Guru Besar Bidang Musik di Wesleyan University, Amerika Serikat, yang juga merupakan alumni pertama ISI Surakarta.
Orasi ilmiah Prof. Sumarsan berjudul “Keberagaman dan Paradigma Berkesenian.” (*)
Komentar