Makassar, Trotoar.id – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menyerahkan bantuan senilai Rp14,4 miliar kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk mendukung penanganan bencana akibat cuaca ekstrem. Bantuan tersebut terdiri dari barang dan dana operasional tanggap darurat.
“Bantuan ini masih tahap awal untuk mendukung tanggap darurat. Selanjutnya, kami menunggu pengiriman bantuan tambahan,” ujar Pratikno usai rapat koordinasi penanggulangan bencana di Kantor Gubernur Sulsel, Kamis (2/1).
Rapat yang dihadiri Pemprov Sulsel, BMKG, BNPB, serta kepala daerah se-Sulsel ini menyoroti ancaman banjir, tanah longsor, dan gelombang laut tinggi akibat curah hujan yang intens.
Baca Juga :
“Kami telah mempersiapkan infrastruktur fisik, personel, dan kesehatan masyarakat agar dampak bencana bisa diminimalkan. BMKG juga memberikan data cuaca terkini untuk mendukung upaya mitigasi,” tambah Pratikno.
Kepala BMKG RI, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, menyebut Sulsel sebagai wilayah istimewa karena puncak musim hujan berlangsung dari Desember 2024 hingga Juni 2025, dengan intensitas berbeda di setiap daerah.
“Wilayah seperti Makassar, Maros, dan Soppeng harus waspada hingga 7 Januari,” jelasnya.
BMKG mendorong masyarakat untuk memantau informasi cuaca melalui aplikasi Info BMKG yang menyediakan data harian mengenai curah hujan, suhu, angin, dan kelembapan.
Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, mengapresiasi langkah antisipasi yang telah dilakukan pemerintah daerah.
“Kesigapan pemerintah daerah berhasil meminimalkan dampak di 16 kabupaten/kota terdampak bencana,” katanya.
Penjabat Gubernur Sulsel, Prof. Zudan Arif Fakrulloh, menyampaikan terima kasih atas bantuan dari pemerintah pusat.
Ia meminta seluruh kepala daerah dan instansi terkait untuk terus bersiaga selama enam bulan ke depan.
“Kami akan segera mengeksekusi hasil rapat di lapangan. Masyarakat pesisir dan nelayan harus lebih waspada terhadap cuaca ekstrem dan gelombang laut tinggi,” ujar Zudan.
Rapat koordinasi ini dihadiri Kapolda Sulsel, Pangkoopsau, perwakilan Pangdam Hasanuddin, bupati dan wali kota, serta sejumlah pihak terkait lainnya.
Dengan sinergi lintas sektor, Sulsel diharapkan mampu menghadapi potensi bencana dengan lebih baik.
Komentar