Makassar, Trotoar.id – Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan, Prof Fadjry Djufry, menegaskan komitmennya untuk mendorong swasembada pangan di Sulsel melalui optimalisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) di sektor pertanian.
Hal ini disampaikan dalam audiensi bersama pimpinan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) di Kantor Gubernur Sulsel, Kamis, 9 Januari 2025.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Kepala OJK Sulselbar, Darwisman, bersama jajaran, termasuk Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Budi Susetiyo, Direktur Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan Arif Machfoed, serta Deputi Direktur dan Analis Senior lainnya.
Dalam pertemuan itu, Prof Fadjry menyampaikan pentingnya memperkuat dukungan KUR untuk sektor pertanian.
Menurutnya, potensi pertanian Sulsel yang besar harus dioptimalkan untuk mencapai swasembada pangan.
“KUR di sektor pertanian harus diperbesar. Dengan potensi pertanian Sulsel yang melimpah, kita bisa menjadikannya motor penggerak perekonomian,” ujar Prof Fadjry.
Ia juga mengajak OJK untuk mendukung Pemprov Sulsel dalam membenahi ekosistem investasi agar Sulsel menjadi percontohan nasional dalam menarik investasi, terutama di sektor pertanian dan ekonomi lokal.
Kepala OJK Sulselbar, Darwisman, menyatakan kesiapannya untuk bersinergi dengan Pemprov Sulsel dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Ia menyoroti pertumbuhan positif sektor perbankan dan industri keuangan di Sulsel, termasuk kinerja Bank Sulselbar yang signifikan dalam mendukung perekonomian daerah.
“Kami siap berkolaborasi melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) untuk mendukung program Pemprov Sulsel, terutama dalam penguatan KUR sektor pertanian,” ungkap Darwisman.
Darwisman juga menyampaikan data terkini mengenai pertumbuhan perbankan di Sulsel hingga November 2024.
Total aset perbankan tumbuh 8,38% secara tahunan menjadi Rp204,55 triliun, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 8,69% menjadi Rp135,75 triliun, dan kredit naik 5,43% menjadi Rp164,35 triliun.
Selain sektor perbankan, industri jasa keuangan non-bank juga menunjukkan tren positif di Sulsel, termasuk perusahaan pembiayaan, pegadaian, fintech P2P lending, dan dana pensiun.
Tingkat inklusi masyarakat terhadap pasar modal di Sulsel meningkat signifikan, dengan jumlah Single Investor Identification (SID) tumbuh 26,87% secara tahunan.
Melalui sinergi dengan OJK, Pemprov Sulsel berharap dapat memperkuat sektor pertanian sebagai pilar utama ekonomi daerah.
Prof Fadjry optimistis, dengan dukungan semua pihak, Sulsel dapat menjadi model pengelolaan keuangan inklusif dan berkelanjutan yang mendukung swasembada pangan dan pertumbuhan ekonomi daerah.
“Kolaborasi ini adalah langkah strategis untuk menjadikan Sulsel sebagai pelopor dalam pembangunan ekonomi berbasis pertanian yang tangguh,” tutup Prof Fadjry.
Komentar