Makassar, Trotoar.id – Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan bersama Menteri Perdagangan Budi Santoso melakukan peninjauan harga kebutuhan pokok di Pasar Pa’baeng-baeng, Makassar.
Kegiatan ini didampingi oleh Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. Fadjry Djufry, dan Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto.
Dalam peninjauan tersebut, Zulkifli Hasan menyampaikan bahwa harga sembilan bahan pokok (sembako) di Makassar relatif lebih murah dibandingkan beberapa daerah lain di Indonesia, termasuk Jawa.
Baca Juga :
“Saya bersama Menteri Perdagangan, Pak Gubernur, dan Pak Wali Kota tadi sudah mengecek langsung. Ternyata, harga kebutuhan pokok di Makassar lebih rendah dibandingkan kota-kota lain, bahkan di Pulau Jawa,” kata Zulkifli.
Stabilitas Harga Kebutuhan Pokok
Dari hasil tinjauan, beberapa harga kebutuhan pokok yang stabil di Makassar antara lain:
Ayam potong: Rp35.000 per kilogram
Telur ayam: Rp28.000 per kilogram
Beras: Stabil di kisaran Rp11.500–Rp12.500 per kilogram
Sementara itu, harga cabai merah keriting tercatat Rp35.000 per kilogram, cabai rawit berada di angka Rp50.000–Rp60.000 per kilogram, bawang merah turun menjadi Rp30.000 per kilogram, dan bawang putih berkisar antara Rp38.000–Rp40.000 per kilogram.
Namun, harga Minyakita, minyak goreng bersubsidi, tercatat di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan Rp15.000 per liter. Di Makassar, Minyakita dijual dengan harga Rp17.000 per liter.
Ketersediaan Bahan Pokok Aman
Zulkifli juga menegaskan bahwa secara umum ketersediaan bahan pokok di Makassar dalam kondisi aman tanpa kenaikan signifikan.
Selain itu, ia memastikan tidak ada bahan pokok yang dikenakan pajak 12 persen, yang sebelumnya sempat menjadi kekhawatiran masyarakat.
“Secara keseluruhan, harga bahan pokok di sini stabil. Meski ada sedikit perbedaan pada Minyakita, bahan pokok lainnya tidak ada kenaikan signifikan, dan pajak sembako tetap nihil,” jelasnya.
Peninjauan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah pusat bersama pemerintah daerah untuk memantau dan memastikan stabilitas harga serta ketersediaan bahan pokok menjelang puncak musim panen dan tahun politik 2025.
Komentar