Makassar, Trotoar.id – Aldy Rafzanjani Thamrin, Juru Bicara dari Calon Wakil Walikota Makassar nomor urut 3, Ilham Ari Fauzi Amir Uskara, menyampaikan kekhawatirannya terkait rencana penggratisan retribusi sampah di Kota Makassar.
Meski dianggap bisa mengurangi beban ekonomi masyarakat, Aldy menilai langkah tersebut berisiko menimbulkan tiga dampak negatif signifikan.
Pertama, ia menyoroti potensi penurunan kualitas layanan pengelolaan sampah. Aldy menjelaskan bahwa pendapatan dari retribusi digunakan untuk membiayai operasional pengelolaan sampah, termasuk pengangkutan dan pemrosesan limbah.
Baca Juga :
Jika retribusi dihapus, pemerintah akan menghadapi tantangan dalam menjaga kualitas layanan tersebut.
“Penggratisan retribusi sampah akan mengakibatkan kesulitan pembiayaan bagi pemerintah. Ini bisa berdampak pada keterlambatan pengangkutan sampah hingga perawatan fasilitas pengelolaan yang kurang optimal,” ungkap Aldy.
Kedua, Aldy mengkhawatirkan bahwa tanpa adanya biaya, masyarakat cenderung memproduksi lebih banyak sampah.
Ia menjelaskan bahwa pembayaran retribusi saat ini berfungsi sebagai pengingat bagi warga untuk lebih bertanggung jawab dalam mengelola sampah.
“Tanpa ada biaya yang dibebankan, insentif masyarakat untuk mengurangi dan mendaur ulang sampah bisa hilang, yang pada akhirnya memperburuk permasalahan lingkungan seperti pembuangan sampah sembarangan,” tambah Aldy.
Ketiga, penggratisan retribusi sampah juga berpotensi membebani anggaran pemerintah daerah.
Aldy menekankan bahwa retribusi sampah merupakan salah satu sumber pendapatan penting bagi keberlanjutan program pengelolaan limbah.
Penghapusan retribusi ini bisa memaksa pemerintah untuk mencari sumber dana lain atau memangkas anggaran sektor vital lainnya, seperti pendidikan atau kesehatan.
“Tanpa retribusi, pemerintah harus mengalokasikan dana dari sektor lain, dan itu bisa berdampak pada program-program penting lainnya. Ini akan menambah tekanan pada anggaran daerah,” jelas Aldy, yang juga lulusan S2 Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Bosowa.
Aldy kemudian menambahkan bahwa Ilham Ari Fauzi Amir Uskara, sebagai Calon Wakil Walikota, mengusulkan agar kebijakan retribusi sampah lebih baik disesuaikan daripada dihapus sepenuhnya.
Ia mendukung penurunan biaya retribusi sampah, bukan penggratisan total, agar masyarakat tetap mendapatkan manfaat layanan yang berkualitas tanpa mengorbankan keberlanjutan kota.
“Kita perlu menimbang semua aspek, baik dari sisi masyarakat maupun keberlanjutan layanan publik. Kebijakan yang kami usulkan adalah menurunkan biaya retribusi, misalnya kembali ke angka Rp15 ribu per bulan, yang secara hitungan hanya sekitar Rp500 per hari. Itu lebih realistis,” ujar Aldy.
Ia juga menekankan pentingnya pendekatan jangka panjang dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan sampah.
Menurutnya, keputusan yang diambil harus mampu menjaga keberlanjutan kota dan kesehatan lingkungan dalam jangka waktu yang lebih panjang.
“Kita harus berpikir matang agar kebijakan yang diambil tidak hanya berdampak baik dalam jangka pendek, tetapi juga memastikan keberlanjutan kota tercinta ini,” pungkas Aldy.






Komentar