Trotoar.id, Makassar, – Prof. Dr. Ir. Hammam Riza, Presiden Korika, memberikan pengakuan terhadap Prof. Zudan Arif Fakrulloh sebagai pelaku utama dalam pengembangan inovasi teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) di Indonesia.
Sejak tahun 2015, Prof. Zudan telah memelopori penerapan teknologi ini dalam berbagai layanan administrasi kependudukan.
Inovasi yang dilakukannya mencakup transformasi Kartu Tanda Penduduk (KTP) menjadi berbasis elektronik, serta kemudahan pengurusan dokumen seperti Kartu Keluarga (KK) dan Akta Kelahiran secara online dengan tanda tangan elektronik atau barcode.
Baca Juga :
“Kami banyak belajar dari Prof. Zudan sejak beliau menjabat sebagai Dirjen Dukcapil Kemendagri RI. Beliau adalah pelaku utama dalam penerapan teknologi AI di bidang administrasi kependudukan,” ujar Prof. Hammam Riza,Kamis (18/7).
Prof. Hammam menekankan bahwa kehadiran AI adalah peta jalan untuk membangun Indonesia menuju kemajuan yang lebih besar.
Menurutnya, kemajuan ini bisa terwujud melalui koordinasi dan kolaborasi yang baik antara pemerintah, dunia akademis, dan semua pemangku kepentingan.
“Dengan kerjasama dan kolaborasi, kita dapat mewujudkan semua potensi ini. AI adalah peta jalan yang akan membawa kita pada era teknologi yang lebih maju. Kita berharap AI dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya di Sulawesi Selatan,” jelasnya.
Sekretaris Universitas Hasanuddin, Prof. Ir. Sumbangan Baja, mengungkapkan harapannya bahwa penandatanganan MoU antara Universitas Hasanuddin dan Korika akan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) baik di Unhas maupun di seluruh Sulawesi Selatan dalam memahami dan mengimplementasikan AI.
“Kami sangat bersyukur kegiatan ini dilaksanakan di Unhas. Ini adalah kegiatan yang sangat tepat dan relevan bagi Unhas. AI bukan hanya tugas dari bidang komputer, tetapi sudah mencakup semua aspek kehidupan,” pungkasnya.
Acara ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas Perikanan Sulsel, Kepala Dinas Kominfo-SP Sulsel, perwakilan dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta, perwakilan UNESCO, dan peserta lainnya.
Komentar