Gowa, Trotoar.id – Penyidik Polres Gowa resmi menetapkan Annar Salahuddin Sampetoding (ASS), seorang pengusaha sekaligus politisi, sebagai tersangka dalam kasus sindikat uang palsu. Uan
Kasus ini mencuat setelah terungkap di lingkungan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan.
Penetapan tersangka terhadap mantan penasihat tim pemenangan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulsel ini dilakukan setelah penyidik melakukan pemeriksaan intensif selama dua hari. Kapolres Gowa, AKBP Reonald T.S. Simanjuntak, membenarkan status hukum baru ASS.
Baca Juga :
“Statusnya sudah naik jadi tersangka,” ungkap Reonald kepada media pada Minggu (29/12/2024).
Meski telah ditetapkan sebagai tersangka, penyidik Polres Gowa masih merahasiakan peran spesifik Annar dalam sindikat uang palsu ini.
Namun, rencananya, detail keterlibatan Annar akan diungkap langsung oleh Kapolda Sulsel, Irjen Yudhiawan Wibisono, dalam konferensi pers yang dijadwalkan pada Senin (30/12/2024).
Sebelum penetapan tersangka, Annar memenuhi panggilan polisi pada Kamis (26/12/2024) malam dan menjalani pemeriksaan hingga Jumat dini hari (27/12/2024) pukul 04.00 WITA.
Penyelidikan ini berlangsung setelah Annar mangkir dari panggilan pertama yang dijadwalkan pada Senin (23/12/2024).
Penetapan Annar sebagai Tersangka menambah daftar kasus hukum yang melibatkan tokoh publik di Sulawesi Selatan.
Polisi menegaskan komitmen mereka untuk mengusut tuntas jaringan sindikat uang palsu ini tanpa pandang bulu.
“Kami akan memastikan bahwa tidak ada yang kebal hukum dalam kasus ini,” tegas Reonald.
Kasus ini menjadi perhatian besar karena terungkap di lingkungan akademik yang seharusnya steril dari praktik ilegal.
Kepolisian berharap konferensi pers mendatang dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai modus operandi dan skala operasi sindikat uang palsu tersebut.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap peredaran uang palsu yang dapat merugikan berbagai pihak.
Polisi berjanji untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar dapat mengenali uang asli dan melaporkan temuan mencurigakan.
Kasus ini juga menjadi pengingat penting akan pengawasan ketat terhadap figur publik yang memiliki pengaruh besar di masyarakat.
Komentar