MAKASSAR, TROTOAR.ID – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan kembali komitmennya menjadikan Makassar sebagai kota inklusif, tempat semua warganya bisa hidup berdampingan dengan damai tanpa memandang latar belakang suku, agama, maupun keyakinan.
Pesan damai itu ia sampaikan saat menghadiri Malam Budaya Reuni Raya Sekolah Tinggi Filsafat Theologia Indonesia Timur (STFT INTIM) yang berlangsung di Jalan Baji Dakka, Selasa (16/9/2025) malam.
Dalam sambutannya, Munafri menyampaikan apresiasi kepada STFT INTIM yang dinilainya telah memberi kontribusi nyata dalam menumbuhkan semangat kebersamaan di tengah keberagaman masyarakat.
Baca Juga :
“Kota Makassar adalah rumah besar bagi lebih dari 1,4 juta jiwa. Di sini, setiap orang dapat beraktivitas tanpa melihat latar belakang agama atau keyakinannya. Pemerintah kota sangat mengapresiasi komitmen menjaga toleransi di kota ini,” ujarnya.
Ia menekankan, menjaga kerukunan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah.
Karena itu, ia mengajak para tokoh agama, pendidik, mahasiswa, dan masyarakat luas untuk terus menanamkan nilai kemanusiaan dan keimanan dalam kehidupan sehari-hari.
Munafri yang akrab disapa Appi menambahkan, berbagai tantangan dan persoalan yang dihadapi masyarakat hanya dapat diselesaikan bila ada kekompakan.
“Saya yakin kebersamaan kita akan mampu melewati setiap cobaan dengan cara yang lebih baik. Tujuan kita adalah persatuan dan pelayanan kepada masyarakat,” tegasnya.
Menurutnya, kekuatan Makassar terletak pada solidaritas sosial dan toleransi. Dengan dasar itulah, Makassar bisa berkembang sebagai kota modern yang tetap menjaga kearifan lokal dan nilai kebhinekaan.
Dalam kesempatan itu, Munafri juga menyinggung keunikan pendidikan di STFT INTIM.
Ia menilai, keterlibatan dosen dari Universitas Islam Negeri (UIN) yang turut mengajar, termasuk memberikan pelajaran bahasa Arab, merupakan wujud nyata dari praktik toleransi dalam dunia pendidikan.
“Pendidikan teologi di sini tidak hanya untuk satu agama saja, tetapi lintas agama. Ini bentuk toleransi yang kita harapkan ada di seluruh elemen masyarakat,” katanya.
Ia menambahkan, perbedaan tidak boleh menjadi alasan untuk saling menjauh. “Tidak ada yang salah ketika kita berjalan berdampingan. Kita hanya dibedakan oleh akidah, selebihnya kita harus tetap bersama,” jelasnya.
Appi juga mengingatkan masyarakat agar menyikapi perbedaan dengan bijak. Menurutnya, konflik horizontal kerap bermula dari hal kecil yang seharusnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
“Ketika perbedaan terjadi, jangan mencari siapa yang salah atau benar. Hadapi dengan kepala dingin dan selesaikan secara kekeluargaan. Inilah cara kita menjaga Makassar tetap damai dan rukun,” pesannya.
Munafri menyampaikan penghargaan kepada STFT INTIM yang telah melaksanakan reuni raya sebagai ruang silaturahmi sekaligus wadah merumuskan gagasan terbaik bagi kemajuan bangsa.
“Banyak alumni STFT INTIM yang kini menduduki posisi penting di Indonesia, termasuk di Makassar. Ini menjadi kebanggaan sekaligus motivasi bagi mahasiswa untuk terus berprestasi,” ungkapnya.
Acara Malam Budaya Reuni Raya STFT INTIM berlangsung meriah dengan kehadiran para alumni, dosen, pendeta, mahasiswa, serta tokoh masyarakat. Suasana penuh keakraban itu memperlihatkan betapa kuatnya persaudaraan di tengah keberagaman Kota Makassar.
Komentar