Trotoar.id, Makassar — Ketua Harian DPP Golkar, Nurdin Halid (NH), kembali menegaskan komitmennya bertarung pada Pilgub Sulsel 2018. Dinamika politik yang terjadi di tubuh partai berlambang beringin tidak akan merubah niatnya mengabdi ke kampung halaman demi mewujudkan Sulsel Baru.
Selepas mengawal pelaksanaan Musyarawah Nasional Luar Biasa atau Munaslub Golkar, NH berjanji kembali fokus untuk upaya pemenangannya pada Pilgub Sulsel 2018. Tidak pernah terbersit sedikit pun niat NH untuk mundur dari kontestasi politik lima tahunan tersebut.
NH diketahui menjadi salah satu kandidat terkuat pada Pilgub Sulsel tahun depan. Bersama Aziz Qahhar Mudzakkar, mantan Ketua PSSI itu telah mengamankan dukungan dari enam parpol. Di antaranya yakni Golkar, NasDem, Hanura, PPP kubu Djan Faridz, PKB dan PKPI.
Baca Juga :
Juru bicara pasangan NH-Aziz, Muhammad Natsir, mengungkapkan hingga detik ini, pasangan nasionalis-religius itu tetap berkomitmen untuk maju pada Pilgub Sulsel. Isu mundurnya NH lantaran adanya pergantian ketua umum dan mesti fokus mengurus Golkar hanyalah opini yang dibuat lawan politik.
“NH-Aziz merupakan pasangan kandidat yang sangat berkomitmen. Tidak ada perubahan rencana pada Pilgub Sulsel, dimana tokoh nasionalis-religius itu dipastikan tetap bertarung demi Sulsel Baru yang makmur dan sejahtera,” kata Natsir, saat dihubungi Kamis, 21 Desember.
Di arena Munaslub Golkar, Natsir menyampaikan NH bahkan telah meminta restu kepada seluruh kader, termasuk jajaran elite, seperti Airlangga Hartato. Sejauh ini, sang ketua umum memberikan dukungan. Bahkan, dalam berbagai kesempatan Airlangga tidak ragu melakukan salam Sulsel Baru.
Disinggung soal isu terkait NH dihadapkan pekerjaan berat di kepengurusan baru DPP Golkar hingga terancam hilangnya jabatan ketua harian, Natsir menanggapinya dengan santai. Disampaikannya, NH merupakan orang yang sangat piawai membagi waktu sesuai tanggungjawab. Hebatnya, seluruh urusan selalu mampu dituntaskan NH dengan hasil maksimal.
“Semua tahu kok, sebelum maju di Pilgub Sulsel, NH memang merupakan orang yang sangat sibuk, tapi semua urusannya berjalan baik. Tidak ada yang terbengkalai, padahal beliau mengurus organisasi besar, mulai dari Golkar, Dekopin hingga International Cooperative Alliance Asia Pacific,” ucap Natsir.
Sedangkan terkait isu NH terancam kehilangan jabatan penting di Golkar, Natsir menegaskan mantan manajer Puskud Hasanuddin itu bukanlah orang yang mengejar kekuasaan. Selama ini, NH memegang jabatan ketua harian Golkar pun demi pengabdian. “NH tidak pernah kejar kekuasaan. Kalau mau berkuasa, tidak mungkin beliau mau maju di Pilgub Sulsel,” pungkasnya. (*)
Komentar