Makassar – Rekam jejak dua tersangka anggota Jamaah Islamiah (JI) di wilayah Luwu Timur yakni masing-masing berinisial MU dan MM.
Keduanya ditangkap di 2 lokasi berbeda. MU ditangkap di Dusun Kuwarasan Tomoni Luwu Timur (Lutim), Rabu, (24/11/2021). Sedangkan MM ditangkap pada Jumat, (26/11) di Dusun Pasi-Pasi, Malili, Lutim, Sulsel.
Plt Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Ade Indrawan menjelaskan bahwa kedua tersangka merupakan anggota Toliah wilayah sulawesi yang berada di bawah HP yang dalam struktur Jamaah Islamiyah (JI) Heri yang merupakan Qoid Wakalah Sulawesi dan tergabung dalam Tim Askari.
Baca Juga :
Keduanya pun telah berbaiat kepada Amir JI yang merupakan organisasi terlarang di Indonesia.
Dijelaskan, tersangka MU pada tahun 2010 menerima paket Senpi berupa 1 pucuk senjata FNC/SS1 dan Baby M16 dari RE.
Selanjutnya, kedua senjata api tersebut diberikan kepada HP yang mana pada tahun 2011-2012 senjata api tersebut digunakan anggota JI untuk pelatihan di Kolaka, Sulawesi Utara.
Lalu, tahun 2010, MU juga menerima paket amunisi yang kemudian diserahkan untuk digunakan Tadrib di Kolaka dan berperan mencari lahan untuk digunakan Tadrib di Kolaka Sultra.
Dia juga beberapa kali mengikuti pertemuan dengan anggota JI Jawa Tengah.
Sementara perbuatan tersangka MM, lanjut Ade Indrawan, pada tahun 2003, melakukan uji coba senjata M16 bersama rekannya BH dari Jatim di daerah laut Teluk Bone.
Ia juga pada tahun 2004, melakukan survei di daerah gunung Bulu Poloe, untuk digunakan pelatihan bagi anggota JI.
Di tahun yang sama, MM dan BH juga menggelar latihan di Gunung Walenrang menggunakan senjata api.
Tersangka MM juga pada tahun 2006 membuat tempat penyimpanan senjata dari gorong-gorong di bawah tanah kebun miliknya di daerah Pasi-Pasi, Lutim, yang mana Amir JI HP pernah menyimpan senjata di tempat tersebut.
Kemudian Tahun 2008 melakukan pelatihan dengan aktivitas fisik dan juga diisi dengan pengenalan senjata api melalui gambar.
Jadi, kedua tersangka MU dan MM merupakan anggota JI yang merupakan organisasi terlarang sesuai putusan pengadilan.
“Mereka bergabung dengan organisasi JI sejak tahun 2003 hingga saat ini. Keduanya pernah merencanakan untuk melakukan aksi fa’i/ perampokan,” ungkap Ade dalam press Releasenya, di Lobby Mapolda Sulsel, Rabu (1/12) kemarin.
Dikatakannya lagi, oleh Plt Kabid Humas kedua tersangka ini masih ada kaitannya dengan 3 orang yang ditangkap di Lutim dan 12 orang di Poso pada agustus 2021 lalu termasuk yang ditangkap di Riau, Jateng dan Jatim.
Adapun barang bukti yang disita antara lain; yakni 2 handphone jenis Android, 1 motor, berbagai senjata api, 2 magazine Pabrikan M16, 2 magazine Plastic, 5 Detonator, 124 butir amunisi Taham, 3 butir amunisi hampa, 2 butir amunisi karet 1 panah beserta 3 busur panah, 2 pucuk senjata beserta magazine.
Pasal yang dipersangkakan yakni tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 1 tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi UU. [Ady/Troy]
Komentar