Makassar, Trotoar.id – Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. Fadjry Djufry, menghadiri peringatan Dies Natalis ke-69 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (FK Unhas) di Kampus Unhas, Sabtu, 25 Januari 2025.
Pada kesempatan tersebut, ia menyerukan ajakan kepada civitas akademika Unhas untuk bersama-sama mewujudkan program “Zero Stunting” di Sulawesi Selatan.
Dengan tema “Membangun Karakter Cerdas dan Santun yang Terintegrasi”, Dies Natalis ini menjadi momen penting bagi Prof. Fadjry untuk menekankan komitmen bersama dalam penanganan stunting, yang masih menjadi tantangan besar di Sulsel.
Baca Juga :
“Kita sudah mencanangkan bersama Pak Rektor, menuju Sulsel Zero Stunting. Saya berharap ini menjadi modal awal untuk menunjukkan bagaimana Sulsel dapat menjadi pelopor dalam penanganan stunting di Indonesia,” ujar Prof. Fadjry dalam pidatonya.
Ia juga menekankan bahwa upaya penanganan stunting tidak akan berhasil tanpa keterlibatan aktif semua pihak, termasuk pemerintah daerah, tenaga kesehatan, dan pemangku kepentingan lainnya.
“Saya yakin, jika semua pihak mulai dari petugas kesehatan hingga Bupati dan Wali Kota bekerja bersama, angka stunting di Sulsel akan menurun secara signifikan,” katanya.
Lebih lanjut, Prof. Fadjry mengingatkan pentingnya mendukung program prioritas Presiden Prabowo Subianto, seperti pemberian makanan bergizi gratis dan pemeriksaan kesehatan gratis, yang telah dimulai tahun ini.
“Saya ingin pertemuan ini melahirkan gerakan konkret yang mendukung program nasional, seperti Pemeriksaan Kesehatan Gratis. Ini adalah langkah strategis untuk memulai gerakan besar menuju Zero Stunting,” tegasnya.
Rektor Universitas Hasanuddin, Prof. Jamaluddin Jompa, menyambut baik ajakan Pj Gubernur.
Ia menegaskan dukungan penuh civitas akademika Unhas terhadap program Zero Stunting dan berkomitmen untuk menjadikan inisiatif ini sebagai prioritas.
“Kami siap mendukung penuh gerakan ini. Saya akan memastikan civitas akademika, terutama Fakultas Kedokteran, terlibat langsung dalam upaya mengatasi stunting,” ujar Prof. Jamaluddin.
Ia juga menyoroti pentingnya semangat kolektif dalam menyelesaikan isu stunting yang selama ini belum tuntas.
“Kalau kita tidak memiliki semangat dan antusiasme yang kuat, masalah stunting ini akan terus menjadi isu yang berlarut-larut. Mari gunakan momen ini untuk bersatu dan membuat terobosan,” tambahnya.
Sebagai penutup, Prof. Jamaluddin menegaskan bahwa keberhasilan program Zero Stunting sangat bergantung pada kolaborasi antarpemangku kepentingan.
“Ini adalah peluang kita untuk bersatu menjadi super tim. Kita harus memastikan bahwa Zero Stunting di Sulsel dapat terwujud dengan komitmen dan kemampuan terbaik dari semua pihak,” tutupnya.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat, diharapkan Sulawesi Selatan dapat menjadi model penanganan stunting yang efektif bagi wilayah lain di Indonesia. (*)
Komentar