Trotoar.id, Luwu Utara — Kabupaten Luwu Utara berhasil meraih Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) Terbaik II Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2023.
Penghargaan ini merupakan hasil dari pencapaian Kinerja Pembangunan Daerah yang meliputi peningkatan Indikator Kinerja Makro Ekonomi dan Sosial Budaya.
Keberhasilan ini mencerminkan kebijakan dan proses perencanaan yang matang serta memenuhi seluruh kriteria penilaian PPD dengan capaian yang sangat tinggi.
Baca Juga :
Peningkatan signifikan dalam berbagai aspek pembangunan daerah menjadi kunci utama penghargaan ini.
Kualitas Dokumen Perencanaan Kabupaten Luwu Utara juga dinilai sangat baik, mampu menyesuaikan dan menyinkronkan dengan perencanaan tingkat provinsi dan nasional.
Hal ini menunjukkan dokumen perencanaan yang tidak hanya lengkap tetapi juga terukur dan handal.
Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, memainkan peran penting dalam pencapaian ini.
Di bawah kepemimpinannya, Kabupaten Luwu Utara telah meraih penghargaan serupa pada tahun 2014, 2015, dan 2022, baik dalam bentuk piagam maupun piala.
Penghargaan pertama diraih pada tahun 2014 dengan Penghargaan Pangripta Nusantara Terbaik I Tingkat Provinsi dan Harapan I Tingkat Nasional.
Untuk meraih PPD, terdapat empat aspek penilaian yang harus dipenuhi: pencapaian pembangunan (30%), kualitas dokumen RKPD (20%), proses penyusunan dokumen RKPD (30%), dan inovasi (20%).
Penilaian aspek pencapaian pembangunan mencakup pertumbuhan ekonomi, PDRB per kapita, tingkat pengangguran, angka kemiskinan, indeks pembangunan manusia (IPM), koefisien gini, pelayanan publik, keamanan, pengelolaan keuangan, transparansi, akuntabilitas, serta capaian pembangunan spesifik daerah.
Kualitas dokumen RKPD dinilai berdasarkan keterkaitan dengan RPJMD/RPD, RKP, dan perencanaan wilayah sekitar, konsistensi substansi, kelengkapan, dan kedalaman dokumen serta tingkat keterukuran perencanaan.
Aspek proses penyusunan dokumen RKPD meliputi kualitas proses bottom-up, top-down, teknokratis, politik, dan konsultasi publik. Sedangkan aspek inovasi, dengan bobot tertinggi 20%, dinilai dari input, proses, output, dan outcome inovasi.
Capaian ini patut diapresiasi oleh seluruh masyarakat Luwu Utara sebagai bukti kerja keras dan komitmen dalam perencanaan dan pembangunan daerah yang berkelanjutan.
Komentar