GOWA, Trotoar.id – Dalam upaya menanamkan budaya membaca dan menumbuhkan semangat belajar sejak dini, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Hasanuddin (UNHAS) Gelombang 114 di Desa Mamampang, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, meluncurkan proyek inspiratif bertajuk “Pohon Harapan”, Sabtu (26/7/2025), di SD Inpres Sangkara’na.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja inovatif berbasis literasi dengan pendekatan kreatif melalui buku bacaan berjudul “Tempel Saja”, yang diangkat menjadi media belajar sekaligus eksplorasi imajinasi bagi anak-anak kelas IV hingga VI.
“Kami ingin kegiatan ini menjadi ruang bagi anak-anak untuk berani bermimpi dan percaya bahwa impian mereka bisa dicapai,” ujar Nanda Raihana Alfitri, mahasiswa Agribisnis UNHAS sekaligus penanggung jawab kegiatan.
Baca Juga :
Sebanyak 36 siswa mengikuti kegiatan dengan penuh semangat. Diawali dengan pembacaan buku “Tempel Saja” oleh mahasiswa KKN, anak-anak diajak merenungkan makna cerita, lalu menuliskan cita-cita mereka di atas potongan daun warna-warni, yang kemudian ditempel pada pohon harapan buatan.
Hasilnya, terciptalah “Pohon Harapan” yang dipenuhi impian tulus dan penuh warna dari anak-anak desa Sangkara’na.
Proyek ini dirancang tidak hanya untuk meningkatkan minat baca, tapi juga sebagai media ekspresi diri, penguatan karakter, dan visualisasi mimpi anak-anak dalam bentuk karya nyata.
“Anak-anak tak hanya membaca, tapi juga diajak untuk menghubungkan isi bacaan dengan pengalaman dan harapan pribadi mereka,” tambah Nanda.
Kegiatan ini mendapat apresiasi tinggi dari pihak sekolah, masyarakat, dan dosen pembimbing. Bapak Saharuddin, S.IP., M.Si, selaku dosen pembimbing lapangan, turut memberikan dukungan penuh dalam pelaksanaan program ini.
“Kami bangga mahasiswa KKN tidak hanya hadir, tapi juga meninggalkan kesan dan nilai yang membekas bagi anak-anak kami,” ungkap salah satu guru SD Inpres Sangkara’na.
Melalui proyek “Pohon Harapan”, mahasiswa KKN UNHAS tidak hanya mengajarkan literasi, tetapi juga menyemai semangat, imajinasi, dan harapan di kalangan generasi muda pedesaan.
Program ini menjadi contoh nyata bahwa pendidikan dan literasi tidak harus kaku, tapi bisa menyenangkan dan penuh makna.
Komentar