Pangkep, Trotoar.id — Puskesmas Pembantu Desa Benteng, Kecamatan Mandalle, Pangkep, pada 18 Juli 2025 berubah menjadi kelas seru nan interaktif.
Anak-anak desa duduk antusias, bukan belajar membaca atau berhitung, tapi belajar cara melawan musuh tak kasat mata: mikroba.
Kegiatan ini digagas oleh A. Muthmainnah, mahasiswa Biologi Universitas Hasanuddin (Unhas) yang tergabung dalam KKN Gelombang 114.
Baca Juga :
Lewat tema “Edukasi dan Pengenalan Mikroba untuk Anak-Anak Serta Cara Cuci Tangan yang Benar: Magic Glitter Germs”, ia mengajak anak-anak mengenal dunia mikroba dan pentingnya menjaga kebersihan diri.
“Tidak semua mikroba jahat, tapi yang berbahaya harus diwaspadai. Salah satunya dengan kebiasaan mencuci tangan yang benar,” tegas Muthmainnah.
Anak-anak diperkenalkan pada dua sisi dunia mikroba yang bermanfaat dan yang bisa bikin sakit.
Dengan ilustrasi visual yang sederhana, mereka diajak memahami bahwa kebersihan tangan adalah pertahanan pertama melawan penyakit.
Metode Magic Glitter Germs pun jadi primadona. Menggunakan “glitter” sebagai perumpamaan kuman yang menempel di tangan, anak-anak bisa melihat secara langsung betapa pentingnya cuci tangan dengan benar.
Tak sekadar teori, anak-anak mempraktikkan 6 langkah cuci tangan sesuai pedoman Kementerian Kesehatan:
- Membasahi tangan dengan air mengalir
- Menggunakan sabun
- Menggosok seluruh bagian tangan minimal 20 detik
- Membilas hingga bersih
- Mengeringkan dengan tisu atau lap bersih
- Menutup keran tanpa menyentuhnya langsung
Bidan Puskesmas Pembantu Desa Benteng yang turut hadir mengaku kegiatan ini sangat membantu.
“Edukasi seperti ini sangat penting. Anak-anak di sini perlu dibiasakan hidup bersih sejak dini, dan program ini membantu kami membentuk kebiasaan baik di masyarakat,” ujarnya. Ini
Muthmainnah berharap edukasi kesehatan seperti ini tidak berhenti di masa KKN saja. Menurutnya, menanamkan pola hidup sehat sejak dini adalah investasi jangka panjang untuk menciptakan desa yang tangguh dan sadar kesehatan.
Komentar