Trotoar.id, Makassar — Mantan Pelaksana Tugas Gubernur Sulsel, Tanribali Lamo (TBL), memuji komitmen Nurdin Halid (NH) yang memilih mengabdi untuk membangun Sulsel dibandingkan merebut kekuasaan di tingkat nasional. Pengabdian dan kebesaran hati NH terlihat dengan tidak bermanuver untuk merebut posisi Ketua Umum DPP Golkar meski ia paling dijagokan menggantikan Setya Novanto (Setnov).
TBL tidak ragu menyebut NH sebagai sosok teladan yang telah memberikan contoh terkait komitmen kepemimpinan. “Saya melihat beliau (NH) menonjolkan sikap pengabdian kepada kampung halaman dan masyarakat Sulsel patut mengapresiasinya,” kata TBL yang merupakan mantan Calon Wakil Gubernur Sulsel, sebelum ditinggalkan oleh Nurdin Abdullah.
Baca Juga :
Menurut TBL, NH bersama Aziz Qahhar Mudzakkar dari waktu ke waktu telah mendapatkan dukungan dari masyarakat. Itu semua berkat konsep dan program NH-Aziz yang sangat pro-rakyat. Untuk itu, TBL yang juga masih merupakan pengurus DPP Golkar mengajak masyarakat untuk ikut terlibat dalam program pasangan nasionalis-religius tersebut. Diyakini NH-Aziz paling mampu membawa perubahan terbaik bagi Sulsel.
“Mari sama-sama membangun di kampung. Perlu keterlibatan seluruh lapisan masyarakat dan seluruh pihak untuk memuluskan program ini,” ujar TBL.
NH sendiri secara jelas dan tegas telah menyatakan komitmennya mewujudkan Sulsel Baru. Ketua Harian DPP Golkar itu menegaskan tidak akan mundur dari pencalonannya pada Pilgub Sulsel, apapun yang terjadi di kepengurusan Golkar.
“Saya lebih memilih membangun kampung dengan ikut Pilgub Sulsel 2018 dibanding memilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar,” tegasnya.
NH mengatakan sedari awal dirinya tidak memiliki ambisi untuk menjadi penguasa. Karena itu pula, ia rela ‘turun kasta’ dengan maju bertarung pada Pilgub Sulsel ketimbang merebut posisi Ketua Umum Golkar. NH menyatakan ingin mengabdi mengatasi berbagai permasalahan klasik di Sulsel, mulai dari kesenjangan ekonomi dan pembangunan hingga masih tingginya angka pengangguran.
“Komitmen, karakter dan bukan untuk berkuasa adalah modal besar dan kuat yang saya miliki untuk memenangkan Pilgub Sulsel, melawan wayang atau badut yang dimainkan cukong politik dan dinasti politik,” pungkas Ketua Umum Dekopin itu. (***)
Komentar