TROTOAR.ID, MAKASSAR — Masuknya Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo dalam Struktur Elite Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, memaksa Syahrul Yasin Limpo “meninggalkan” adiknya yang ikut bertarung dipilgub Sulsel Ichsan Yasin Limpo-Andi Muzadkkar (IYL-Cakka).
Apa lagi jabatan sebagai ketua Bidang Kerawanan Sosial DPP partai Golkar, Syahrul YL diharapkan bisa memberikan konstribusi besar terhadap pemenangan partai Golkar pada pilkada serentak di Sulsel.
Bahkan nama Syahrul YL juga digadang-gadang akan menjadi juru kampanye yang di usulkan partai Golkar pada proses pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur Sulael, dimana Partai Holkar bersama partai Koalisi NasDem, Hanura, PKB, PKPI memberikan dukungan Kepada Pasnagan Calon Nurdin Halid-Aziz Qahhar Muzadkkar.
Baca Juga :
Menurut Wakil ketua bidang organisasi DPD Partai Golkar Sulsel, Risman Pasigai, masuknya SYL sebagai pengurus DPP, menjadi amunisi besar bagi pasangan NH-Aziz, dimana SYL sebagai pengurus DPP wajib menjalankan keputusan partai dalam memenangkan NH-Aziz dipilgub Sulsel
“Selamat datang kembali pak SYL di kepengurusan Partai Golkar, mari kita Sama-sama memenangkan Pilgub Sulsel,” ujar Risman, Senin 22 Januari 2018.
Sebelumnya pada kepengurusan sebelumnya SYL menduduki jabatan sebagai dewan pakar DPP Partai Golkar dan Nurdin Halid menjabat sebagai ketua harian DPP partai Golkar.
Dimana sejumlah kalangan menganggap masuknya SYL dalam susunan DPP partai Golkar dianggap sebagai jebakan bagi Syahrul, yang mau tak mau harus dan wajib ikut memenangkan Pilgub Sulsel, meskipun Adik Kandungnya Sendiri ikut bertarung pada pilgub Sulsel.
Namun Pengamat Politik dari Universitas Hasanuddin Adi Suryadi Culla menilai masuknya SYL dalam struktur DPP Partai Golkar membuat ornag nomor satu tersebut berada posisi Delematis.
“Saya melihat disini SYL akan berada di posisi dilema, apakah harus memennagkan Jagoan Partai Golkar atau adiknya sendiri, bahkan ini jelas adalah ditangan SYL, “Kata Adi Suryadi Culla
Pengamat politik.
Namun Adi menilai jika SYL sebagai politisi Senior juga mampu menyesuaikan, apa lagi beliau (SYL) sebagai Gubernur diyakini akan bersikap netral pada pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur mendatang, dan tidak mungkin SYL sebagai Gubernur akan menjaminkan jabatannya dan dia mahir dalam mengatur posisi antara kader partai dan jabatan sebagai Gubernur.
Komentar