Trotoar.id, Makassar, – Dinamika politik menjelang Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan (Pilgub Sulsel) semakin memanas.
Salah satu isu terbaru yang menarik perhatian adalah kunjungan Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan, ke markas Amran Sulaiman, kakak kandung dari bakal calon Gubernur Sulsel, Sudirman Sulaiman.
Kunjungan ini memicu spekulasi di kalangan publik, apakah pertemuan tersebut merupakan indikasi bahwa Adnan Purichta Ichsan akan berpasangan dengan Sudirman Sulaiman dalam Pilgub Sulsel mendatang.
Baca Juga :
Pertemuan tertutup tersebut menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan publik. Apakah Amran Sulaiman melamar Adnan sebagai pendamping adiknya? Atau ada agenda politik lain yang dibicarakan?
Beberapa sumber yang dekat dengan kedua tokoh politik tersebut mengungkapkan bahwa pertemuan ini membahas berbagai isu strategis dan kemungkinan kerja sama politik di masa depan.
Adnan Purichta Ichsan, yang dikenal sebagai pemimpin muda dengan visi progresif, dianggap sebagai calon kuat yang bisa mendampingi Sudirman Sulaiman dalam Pilgub Sulsel.
Pengamat politik dari Universitas Bosowa, Arif Wicaksono, mengungkapkan bahwa pertemuan Adnan dan Amran masih bersifat spekulatif.
“Pertemuan tersebut hanya sebatas spekulasi untuk menarik perhatian publik. Sebab baik itu Pilkada Gubernur maupun Pilkada Bupati/Walikota, belum ada yang benar-benar pasti soal siapa pasangan masing-masing calon dan menggunakan kendaraan partai apa,” kata Arif.
Arif menggambarkan kontestasi politik yang menganut rumusan Harold Lasswell tentang “siapa mendapatkan apa, kapan, bagaimana, dan berapa.” Para aktor politik, mulai dari figur, elit partai, hingga grassroot, masih bersikap wait and see sambil bermanuver mencari peruntungan yang biasanya ditentukan pada detik-detik terakhir.
“Saya melihat masing-masing juga sedang mempersiapkan berbagai modalitas untuk maju sebagai pasangan calon kepala daerah,” tambahnya.
Sumber daya masing-masing juga sedang dipersiapkan sebagai modalitas maju sebagai calon pimpinan eksekutif atau kepala daerah.
Dalam konteks itu, Gerindra, Nasdem, dan Golkar sebagai tiga besar partai politik yang cukup banyak menghasilkan kursi di parlemen Sulsel akan meneruskan persaingan, atau bahkan pertemanan, tergantung kesesuaian calon pasangan yang akan diusung.
Dalam konteks jaringan politik pusat-daerah juga bisa menentukan siapa mendapatkan apa, tergantung kontribusi masing-masing dalam arena Pilpres sebelumnya.
“Jadi, kita sebagai publik Sulsel atau Makassar juga sedang menunggu ini, bagaimana teori permainan ini sedang dipraktikkan,” ujar Arif.
Komentar